MEMILIH NYANYIAN LITURGI
Yulius Kristanto, S.S.
Dalam Musica Sacram (MS 4), yang dimaksud musik liturgi adalah musik yang digubah untuk perayaan liturgi Suci, dan dari segi bentuknya memiliki bobot kudus tertentu. Yang masuk dalam kategori musik liturgi adalah lagu Gregorian, polifoni suci, dengan aneka bentuknya, baik kuno maupun modern, musik liturgi untuk organ, dan alat musik lain yang sudah disahkan, dan musik ibadat rakyat.
Musik merupakan salah satu ungkapan simbolis dari perayaan iman gereja. Yang dirayakan adalah misteri penebusan Kristus. Mengingat keberadaan musik liturgi dalam ibadat sangat penting maka hendaknya musik liturgi dapat sungguh mneghadirkan misteri Yesus Kristus kepada umat dan umat dapat masuk betul dalam misteri Kristus melalui musik liturgi. (lht Martasudjito,Pr. h.15) Dalam Konstitusi Liturgi Vatikan (Sacrosanctum Consilium , SC bab VI SC 112-121) dapat dirumuskan:
1. Musik merupakan bagian liturgi sendiri yang penting dan integral (Dimensi Liturgis), maka yang boleh menjadi musik liturgi adalah musik dan nyanyian yang dapat membantu orang dalam berliturgi , yaitu berjumpa dengan Tuhan dan sesamanya. Pilihan lagu dan musik harus membantu orang berdoa, sehingga orang merasa didukung dalam berdoa dan berjumpa dengan Allah. Suatu koor umat yang menyanyi dengan gembira dan bersemangat, dengan seluruh jiwa dan raganya, walaupun lagunya hanya itu-itu saja, mungkin akan lebih baik bila dibandingkan koor professional, dengan musik populer dll, yang akhirnya hanya untuk show.
2. Musik Memperjelas Misteri Kristus (Dimensi Kristologis), Konsili Vatikan menunjuk tujuan musik liturgi sebagai sarana untuk memuliakan Allah dan menguduskan umat beriman (SC.112) . Pemuliaan Allah dan pengudusan umat beriman ini merupakan tujuan liturgi Gereja. Musik liturgi mengarah kepada hal memperjelas misteri Yesus Kristus yang menjadi isi perayaan liturgi. Melalui isi syairnya, nyanyian dapat ikut memperdalam misteri iman akan Yesus Kristus yang sedang dirayakan dalam liturgi. Maka tema dan jiwa perayaan liturgi perlu juga diperhatikan. Melodi lagu yang indah dan sesuai jiwa liturgi akan menciptakan suasana yang kondusif (membantu dan mendukung) bagi doa dan perjumpaan dengan Allah, serta dalam memahami misteri pribadi dan karya Tuhan kita Yesus Kristus.
3. Musik Mengungkapkan Peran Serta Umat secara Aktif (Dimensi Eklesiologis), Musik liturgi dapat membantu umat dalam berpartisipasi secara aktif dalam litugi (SC 14). Dalam rangka ibadat, umat yang bernyanyi bersama merasa disatukan oleh lagu itu, dan entah bagaimana suatu persaudaraan sedang dibangun dan dibentuk. Suatu orkes, paduan suara hebat belum tentu cocok digunakan dalam musik liturgi. Sebab keberadaanya kadang malah menjadi tontonan umat (umat takjub, kagum dengannya), dan lupa berdoa (malahan membicarakan kelebihan dan kekurangan paduan suara selama misa). Maka harus dibedakan kapan kita bernyanyi untuk ibadat di gereja bersama umat dan kapan bernyanyi untuk konser di tempat khusus dengan penonton yang memang untuk menyaksikan atau mengapresiasi konsernya.
BEBERAPA PRINSIP
DALAM PEMILIHAN NYANYIAN LITURGI
A. Nyanyian liturgi melayani seluruh umat beriman. Kriteria pilihan lagu bukan terletak pada apa yang kita sukai, tetapi apa yang bisa menjawab harapan dan kebutuhan umat agar perayaan liturgi sungguh menjadi perayaan bersama. Yang harus dihindari adalah pemilihan lagu yang hanya berdasarkan selera pribadi atau kelompok (paduan suara), dan melupakan kepentingan liturgi seluruh umat.
B. Nyanyian liturgi bisa melibatkan partisipasi umat. Nyanyian liturgi harus memberi kesempatan umat untuk berpartisipasi di dalamnya. Sangat disarankan pilihan lagu dari buku yang ada di umat, atau apabila lagu di luar buku nyanyian umat, hendaknya lagu digandakan dan dilatihkan dahulu sebelum misa. Nyanyian yang seharusnya umat ikut berpartisipasi : Refr Mazmur, Bait P. Injil, Kudus, aklamasi anamnese, Bapa Kami. Untuk Nyanyian Pembukaan, Kyrie, Gloria/ Kemuliaan, persembahan, sebaiknya umat dapat ikut berpartisipasi. Harus dihindari semangat pamer atau ingin ‘’Show’’, ingat ini bukan konser namun Ibadat bersama.
C. Nyanyian liturgi harus mengungkapkan iman akan misteri Kristus. Apakah lagu membawa umat kepada pengalaman iman akan Kristus dan perjumpaan dengan Kristus? Isi-syair dan melodi nyanyian liturgi harus benar-benar sesuai dengan citarasa iman umat dan bukan malah mengaburkan misteri iman dengan asosiasi yang lain. ( dari sinilah Gaya lagu populer, yang banyak umat tahu, disukai umat, namun belum tentu tepat secara liturgis, karena terkadang melodi lagu itu mengasosiasikan pada melodi lagu profan (duniawi-pop) tertentu, bahkan membawa imajinasi umat kepada sesuatu yang tidak berhubungan dengan iman kepada Kristus.)
D. Nyanyian liturgi harus sesuai dengan masa dan tema liturgi. Kesesuaian isi dan melodi lagu liturgi dengan masa dan tema liturgi akan membantu umat dalam memperdalam dan memperjelas misteri iman yang sedang dirayakan. (Masa Adven, Natal, Prapaskah, Paskah, Biasa)
E. Nyanyian liturgi harus sesuai dengan hakikat masing-masing bagian. Sebuah nyanyian tertentu mungkin hanya cocok untuk nyanyian pembuka dan bukan sebagai nyanyian persiapan persembahan, demikian seterusnya. Namun demikian, ada juga nyanyian yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk beberapa bagian perayaan liturgi.
F. Nyanyian liturgi perlu memperhatikan pertimbangan pastoral dan praktis. Dalam situasi khusus, perayaan ekaristi kadang mempertimbangkan waktu, sehingga tidak semua lagu dinyanyikan. (praktis). Pertimbangan pastoral terutama berkaitan dengan pilihan nyanyian yang paling sesuai dengan pelayanan iman seluruh umat beriman.( sungguh dapat membantu umat untuk dapat berdoa dengan baik).
LANGKAH KONKRET PEMILIHAN NYANYIAN LITURGIPedoman pokok dalam memilih nyanyian liturgi:
Nyanyian-nyanyian dalam suatu ibadat
dipilih berdasarkan kesesuaian kata-kata nyanyian itu
dengan bacaan-bacaan dalam ibadat itu. (Martasudjita;53)
Langkah pertama : Membaca bacaan Injil, bacaan pertama dan mazmur tanggapan secara berulang dan merenungkan intinya.
Langkah kedua : Memilih nyanyian pembuka, persiapan persembahan, madah syukur, dan nyanyian penutup yang sesuai dengan bacaan Injil, bacaan I, dan mazmur tanggapan. (ctt: nyanyian persiapan persembahan bisa diambil dari kelompok nyanyian yang bertema persembahan ; nyanyian pengiring komuni dapat dipilih dari nyanyian yang bertemakan perjamuan atau soal tubuh dan darah Kristus.
Langkah ketiga : Kalau tidak ada nyanyian yang sesuai dengan bacaan Injil, bacaan I, dan mazmur tanggapan, maka pilihlah nyanyian yang sesuai dengan is bacaan kedua.
Langkah keempat : Dalam masa-masa khusus, nyanyian boleh diambil dari nyanyian umum atau biasa, asal syairnya sesuai dengan bacaan yang digunakan. Beberapa lagu di masa biasa, kadang bisa digunakan di masa adven atau prapaskah asalkan tema sesuai dengan masa tersebut.
Langkah kelima : Mengusahakan nyanyian-nyanyian dalam satu ibadat bertangga nada sama atau sejenis. (mayor, atau minor, pelog, slendro, Gregorian. pentatonis dll), apabila sudah tidak ada barulah mencari lagu yang berbeda tangga nadanya.
Langkah keenam : Dalam pemilihan nyanyian untuk perayaan Ekaristi, sebaiknya diperhatikan juga antifon-antifon yang ada. (Antifon pembuka dan komuni).
Langkah ketujuh : Membuat catatan daftar pemilihan nyanyian, dan kemudian dikomunikasikan dengan Romo yang akan memimpin Ekaristi (beberapa hari sebelumnya atau beberapa waktu sebelum misa dimulai). Apabila Romo kurang berkenan, setidaknya bisa segera diganti dengan lagu yang sesuai. (Sebisa mungkin tetap ada koordinasi dengan Romo yang akan memimpin perayaan Ekaristi, kalau perlu juga ada kesepakatan lagu pilihan anamnese, perlu tidaknya diberi tone nada awal melalui organ atau tidak , dsb)
Martasudjito & Kristanto. Panduan Memilih Nyanyian Liturgi. Yogya. Kanisius. 2007.
Komisi Liturgi KWI. Sacramentum Caritatis. Jakarta. 2007.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar