Cheryl - Gracia - Jubilea

Cheryl - Gracia - Jubilea
Beradu Akting di depan Kamera!!!!

Kakak - Adik beradu senyum!!!!!

Kakak - Adik beradu senyum!!!!!
Kayak papa - mamanya yang murah senyum....(heeee kalo lagi mood yaaaa)

Perempuan-perempuan penggoda tidur nyenyakku!!!

Perempuan-perempuan penggoda tidur nyenyakku!!!
Caecilia Jubilea Kristanti, Augustina Mirah Kristanto, Faustina Gracia Kristanti

Kalau udah besar ...., mau jadi apa yaaaaaaa? (memang lucu...naaaak, kamu...)

Kalau udah besar ...., mau jadi apa yaaaaaaa? (memang lucu...naaaak, kamu...)
Faustina Gracia Kristanti (Anak ke 2) .

Lea Juara 1 Lomba Piano di Empire Palace Surabaya

Lea Juara 1 Lomba Piano di Empire Palace Surabaya
Sempat mau mogok les, eeee ..... malah Juara 1, berarti memang bakatmu....lea. Selamat yaaaaaa!!!!!!

Berdoa di depan Bunda Maria

Berdoa di depan Bunda Maria
Faustina Gracia Kristanti n Mamanya

Anak Kedua Kami Faustina Gracia Kristanti diBaptis di Katedral Surabaya

Anak Kedua Kami Faustina Gracia Kristanti diBaptis di Katedral Surabaya
Keluarga Yulius Kristanto Bersama Romo Eko Budi Susilo n Bu Caecilia (sebelah Lea)

Contoh Kesederhanaan dari Artis Senior Widyawati

Contoh Kesederhanaan dari Artis Senior Widyawati
Bangga juga, lhoooooo!!!!!

Pose sama Artis , reeek!!!

Pose sama Artis , reeek!!!
Yulius k. n Sarwana (WARNA)

Santa Caecilia... doakanlah kami!!

Santa Caecilia... doakanlah kami!!
Pelindung para penyanyi

Jadikan Hidup Anda lebih Berwarna!!

Jadikan Hidup Anda lebih Berwarna!!
Bagai Bunga mekar nan indah...

Bernyanyilah selagi masih muda!!!

Bernyanyilah selagi masih muda!!!
Ayoooo... bersorak - sorai bersama...

Belajar bernyanyi itu Penting!

Belajar bernyanyi itu Penting!
Do - re - mi - fa.......

Minggu, 14 Desember 2008

Delapan Hal Penting untuk Paduan Suara yang SOLID

Hal-hal Penting untuk Paduan Suara Solid

1. SDM (Sumber Daya Manusia), paduan suara yang baik diharapkan juga terdiri dari setidaknya orang-orang yang bisa bernyanyi dengan atau setidaknya bisa dan mau maju untuk bernyanyi. Tentunya mentalitas juga diharapkan baik (kepribadian), tidak nganeh-nganehi sehingga sering menjadi trouble maker bagi tim. Bisa baca not pun juga sangat dianjurkan (angka atau pun balok).
2. Tim Pengurus (manajemen), PS yang solid cukup tergantung juga pada kepengurusan yang terdiri dari orang-orang yang loyalitasnya oke, dan sangat berkomitmen untuk tim. Punya hati yang sangat baik untuk kemajuan tim PS. Bisa menjadi PR untuk tim , pelatih, pemusik, maupun orang/instansi di luar PS.
3. Pelatih, dengan pelatih yang baik dan berpengalaman tentunya Tim PS akan lebih baik. Apalagi sang pelatih punya trik-trik dan treatment untuk mengatasi permasalahan tim dengan cukup cerdas.
4. Pemusik, PS akan sangat terbantu dengan adanya pemain musik yang senantiasa mendukung tiap-tiap latihan, sehingga latihan akan sangat cepat dan terbantu dalam menemukan format musikalitas lagunya.
5. Punya Program yang jelas. Pernahkah terbayangkan, suatu tim PS hanya latihan saja tanpa kejelasan mau tampil atau pelayanan di mana? Sehingga yang ada hanya latihan-latihan lagu ini dan itu dan seterusnya. Maka program latihan, dan tampil, atau pelayanan ke mana akan sangat memacu tim PS untuk lebih baik. Apalagi sekali waktu ada pergelaran PS atau Konser atau sejenisnya.
6. Dana. Tak bisa dipungkiri tim PS perlu fotokopi teks, beli stop map, minum, kostum, dan lainnya. Pengurus bisa mencari terobosan untuk menggalang dana, mungkin dengan iuran anggota, cari donatur, sponsor, atau membuat event besar yang bisa mendatangkan uang untuk tim. Atau membuat suatu program acara yang menarik donatur atau sponsor untuk datang pada tim tersebut.
7. Sponsor/Pendukung (di sini bukan berarti orang berduit, namun orang yang peduli dengan PS dan memberikan suatu perhatian yang lebih untuk PS, sehingga tim ini semakin lancar bila ada mereka.
8. Kekuatan Doa. Segala aktivitas, permasalahan, acara dll perlulah diserahkan pada Tuhan, dan dengan-Nya kita mau maju. Kekuatan doa akan mengubah segalanya asal kita percaya. Penulis sendiri berkali-kali sudah membuktikan keampuhannya. Sungguh Luar Biasa. Acara sebesar apapun asal demi kebaikan dan membawa nama Tuhan, dan kita kerjakan dengan Tulus niscaya akan sangat berhasil dengan tak terduga . atau bahkan tak pernah terbayangkan di kepala kita. Doa yang tulus dan ikhlas untuk tim kita akan terjawab dengan secara perlahan.

SEMOGA. Tuhan Memberkati Pelayanan Kita.

Jumat, 12 Desember 2008

Koor Independen - A.J. Tjahjoanggoro

KOOR INDEPENDEN KATOLIK: QUO VADIS? *)

Pada hari Minggu, 21 September 2008 Bidang Musik Liturgi Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Bersama Komisi Liturgi SubBidang Musik Keuskupan Surabaya menyelenggarakan Sarasehan Koor Independen. Hadir 37 perwakilan koor independen katolik (selanjutnya disingkat: KIK) di Catholic Center Bengawan 3 Surabaya . Sungguh menakjubkan.

KIK yang dimaksudkan adalah koor/paduan suara yang eksis dan otonom melayani tugas peribadatan di gereja katolik; berasal dari dari paroki/wilayah/ keuskupan (bukan termasuk koor paroki/wilayah/keuskupan), sekolah/kampus dan kelompok kategorial; serta meliputi kelompok usia anak dan remaja, muda/i, dewasa dan lanjut usia.

Setelah kurang lebih empat dasa warsa koor gereja katolik dan KIK di Keuskupan Surabaya berkembang pesat baik di tingkat wilayah, paroki, dan keuskupan. Belum lagi ditambah dengan makin banyak eksis beberapa koor sekolah/kampus dan kategorial. Tercatat sementara dari hasil sarasehan tersebut ada 75 KIK. Dari segi jumlah koor yang eksis, tentu hal ini menggembirakan. Bahkan ada satu KIK yang telah berusia 58 tahun dan masih eksis hingga sekarang di gereja Katedral Surabaya/ HKY, yaitu ps St Caecilia, dengan dirigen Ibu Agusyani . Luar biasa dan patut diteladani kesetiaan dan semangat pelayanannya.

Oleh karena itu sudah saatnya dan selayaknya himpunan KIK tersebut dipadukan dalam penggembalaan Komisi Liturgi (Komlit) – Bidang Musik Liturgi. Identitas ‘katolik’ tentu saja membawa konsekuensi logis pada ketaatan terhadap kaidah dan norma musik liturgi katolik Roma yang sudah ditetapkan. Romo Dicky Rukmanto selaku Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Surabaya dan Bp Yulius Kristanto selaku Koordinator Bidang Musik Liturgi Komisi Liturgi Keuskupan Surabaya, dalam sarasehan KIK mamaparkan makalah yang merujuk pada SC (Sacrosanctum Concilium, 4 Desember 1963, Paus Paulus VI, Konsili Vatikan II) dan MS (Musica Sacram, 5 Maret 1967, Kongregasi untuk Ibadat Ilahi).

Mengingat keterbatasan waktu, kedua dokumen musik liturgi tersebut sedikit disinggung dengan kasus yang berkembang dalam praktik liturgi di paroki dan sementara dimohon untuk dipelajari terlebih dahulu. Syukur apabila bisa langsung diterapkan dalam peribadatan/perayaan ekaristi di masing-masing paroki. Namun pada kesempatan lain alangkah baik apabila diselenggarakan seminar akbar mengenai Musik Liturgi bagi seluruh umat dan terutama bagi para aktivis musik liturgi katolik di Keuskupan Surabaya. Bahkan Romo Dicky Rukmanto dan Bp Yulius Kristanto berulang kali menghimbau dan menganjurkan kepada para aktivis KIK minimal untuk membaca buku karangan Romo Suryanugraha, CH yang berjudul Lakukanlah Ini.

Respon dari para aktivis KIK pada forum dialog tercermin kehausan untuk memperoleh informasi tentang kaidah musik liturgi katolik Roma sehingga diharapkan ada panduan dan arahan yang benar terkait dengan praktik musik liturgi khususnya pada perayaan ekaristi. Selain itu ada harapan dan kerinduan untuk memiliki sentra musik liturgi (semacam PML – Pusat Musik Liturgi di Yogyakarta) di Keuskupan Surabaya guna menjadi ajang belajar, komunitas dan pelayanan bagi para aktivis musik liturgi. Hal yang cukup mengejutkan dan menggembirakan, Bp Albert Wibisono, salah-satu peserta sarasehan KIK, menyampaikan bahwa melalui media blogspot dengan alamat http://tradisikatolik.blogspot.com/ banyak respon dari para pemerhati untuk mencari naskah lagu Gregorian. Ada tanda-tanda apa di balik fenomena tersebut?

Seiring dengan fenomena tersebut telah berdiri pula SCS (Schola Cantorum Surabaiensis) yang telah berkenan diberkati oleh yang mulia Uskup Surabaya, Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono, Pr pada tanggal 30 Mei 2008, tepat pada Hari Raya Hati Kudus Yesus. Semoga bersama SCS, kerinduan umat pada era tahun tahun 1960-an terpenuhi dan terbit fajar kebangkitan generasi muda untuk mulai mengenal kembali dan mencintai tradisi katolik yang luar biasa kaya dan mendalam, luhur dan mulia.

Satu hal yang patut disyukuri dan perlu segera ditindaklanjuti adalah keinginan bersama umat (khususnya para aktivis musik liturgi) untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan mengenai ‘hakikat liturgi’ katolik Roma sekaligus ‘ilmu dan seni musik liturgi’. Diharapkan melalui pertemuan perdana para aktivis KIK, pelayanan musik liturgi pada perayaan ekaristi makin semarak dan khidmat sehingga dapat membantu dan membawa hati umat sekalian berjumpa, mendekat dan bersatu dengan Tuhan kita Yesus Kristus.

Ada beberapa saran dan usulan konkrit yang direkomendasikan dari hasil sarasehan KIK, yaitu:

1. Program Jangka Pendek
a. Seminar Akbar ‘Musik Liturgi’
b. Pertemuan Berkala Aktivis KIK

2. Program Jangka Menengah
a. Safari Pelayanan KIK
b. Festival & Workshop KIK

3. Program Jangka Panjang
a. Pendirian Sentra Musik Liturgi
b. Penugasan Belajar Musik Liturgi

Semoga melalui realisasi program kerja tersebut, tentu seturut kehendakNya, kualitas pelayanan musik liturgi khususnya di Keuskupan Surabaya dapat meningkat sehingga kedewasaan iman, harap dan kasih para umat sekalian makin mantap dan meyakinkan. Amin.

Manakala spirit para aktivis KIK selalu dilandasi dengan ‘amare cantare’ (to love to sing, cinta bernyanyi) hanya untuk memuliakan Tuhan, tentu aral melintang akan dapat diatasi dan berkat melimpah kepada umat sekalian.


Surabaya, 27 September 2008
*) Ditulis oleh A.J. Tjahjoanggoro, sebagai salah-satu reportase Komisi Liturgi SubBidang Musik Liturgi Keuskupan Surabaya, (Dosen Psikologi Ubaya, Tokoh Musik Liturgi Keuskupan Surabaya)

Informasi Penting untuk PS Independen.{Bagi Kelompok Paduan Suara Independen Non Wilayah / Paroki , yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut, sangat disarankan menginformasikan kelompoknya (nama PS, dirigen/pelatih, kontak person, gereja , kota asal) melalui SMS ke Koordinator Bidang Musik Liturgi Komlit : Yulius Kristanto – 0816531917 atau 031-60238107; email: yuliuskristantomulit@yahoo.co.id }

Memilih & Menentukan Nyanyian Liturgi

MEMILIH NYANYIAN LITURGI
Yulius Kristanto, S.S.

Dalam Musica Sacram (MS 4), yang dimaksud musik liturgi adalah musik yang digubah untuk perayaan liturgi Suci, dan dari segi bentuknya memiliki bobot kudus tertentu. Yang masuk dalam kategori musik liturgi adalah lagu Gregorian, polifoni suci, dengan aneka bentuknya, baik kuno maupun modern, musik liturgi untuk organ, dan alat musik lain yang sudah disahkan, dan musik ibadat rakyat.

Musik merupakan salah satu ungkapan simbolis dari perayaan iman gereja. Yang dirayakan adalah misteri penebusan Kristus. Mengingat keberadaan musik liturgi dalam ibadat sangat penting maka hendaknya musik liturgi dapat sungguh mneghadirkan misteri Yesus Kristus kepada umat dan umat dapat masuk betul dalam misteri Kristus melalui musik liturgi. (lht Martasudjito,Pr. h.15) Dalam Konstitusi Liturgi Vatikan (Sacrosanctum Consilium , SC bab VI SC 112-121) dapat dirumuskan:

1. Musik merupakan bagian liturgi sendiri yang penting dan integral (Dimensi Liturgis), maka yang boleh menjadi musik liturgi adalah musik dan nyanyian yang dapat membantu orang dalam berliturgi , yaitu berjumpa dengan Tuhan dan sesamanya. Pilihan lagu dan musik harus membantu orang berdoa, sehingga orang merasa didukung dalam berdoa dan berjumpa dengan Allah. Suatu koor umat yang menyanyi dengan gembira dan bersemangat, dengan seluruh jiwa dan raganya, walaupun lagunya hanya itu-itu saja, mungkin akan lebih baik bila dibandingkan koor professional, dengan musik populer dll, yang akhirnya hanya untuk show.

2. Musik Memperjelas Misteri Kristus (Dimensi Kristologis), Konsili Vatikan menunjuk tujuan musik liturgi sebagai sarana untuk memuliakan Allah dan menguduskan umat beriman (SC.112) . Pemuliaan Allah dan pengudusan umat beriman ini merupakan tujuan liturgi Gereja. Musik liturgi mengarah kepada hal memperjelas misteri Yesus Kristus yang menjadi isi perayaan liturgi. Melalui isi syairnya, nyanyian dapat ikut memperdalam misteri iman akan Yesus Kristus yang sedang dirayakan dalam liturgi. Maka tema dan jiwa perayaan liturgi perlu juga diperhatikan. Melodi lagu yang indah dan sesuai jiwa liturgi akan menciptakan suasana yang kondusif (membantu dan mendukung) bagi doa dan perjumpaan dengan Allah, serta dalam memahami misteri pribadi dan karya Tuhan kita Yesus Kristus.

3. Musik Mengungkapkan Peran Serta Umat secara Aktif (Dimensi Eklesiologis), Musik liturgi dapat membantu umat dalam berpartisipasi secara aktif dalam litugi (SC 14). Dalam rangka ibadat, umat yang bernyanyi bersama merasa disatukan oleh lagu itu, dan entah bagaimana suatu persaudaraan sedang dibangun dan dibentuk. Suatu orkes, paduan suara hebat belum tentu cocok digunakan dalam musik liturgi. Sebab keberadaanya kadang malah menjadi tontonan umat (umat takjub, kagum dengannya), dan lupa berdoa (malahan membicarakan kelebihan dan kekurangan paduan suara selama misa). Maka harus dibedakan kapan kita bernyanyi untuk ibadat di gereja bersama umat dan kapan bernyanyi untuk konser di tempat khusus dengan penonton yang memang untuk menyaksikan atau mengapresiasi konsernya.

BEBERAPA PRINSIP
DALAM PEMILIHAN NYANYIAN LITURGI

A. Nyanyian liturgi melayani seluruh umat beriman. Kriteria pilihan lagu bukan terletak pada apa yang kita sukai, tetapi apa yang bisa menjawab harapan dan kebutuhan umat agar perayaan liturgi sungguh menjadi perayaan bersama. Yang harus dihindari adalah pemilihan lagu yang hanya berdasarkan selera pribadi atau kelompok (paduan suara), dan melupakan kepentingan liturgi seluruh umat.

B. Nyanyian liturgi bisa melibatkan partisipasi umat. Nyanyian liturgi harus memberi kesempatan umat untuk berpartisipasi di dalamnya. Sangat disarankan pilihan lagu dari buku yang ada di umat, atau apabila lagu di luar buku nyanyian umat, hendaknya lagu digandakan dan dilatihkan dahulu sebelum misa. Nyanyian yang seharusnya umat ikut berpartisipasi : Refr Mazmur, Bait P. Injil, Kudus, aklamasi anamnese, Bapa Kami. Untuk Nyanyian Pembukaan, Kyrie, Gloria/ Kemuliaan, persembahan, sebaiknya umat dapat ikut berpartisipasi. Harus dihindari semangat pamer atau ingin ‘’Show’’, ingat ini bukan konser namun Ibadat bersama.

C. Nyanyian liturgi harus mengungkapkan iman akan misteri Kristus. Apakah lagu membawa umat kepada pengalaman iman akan Kristus dan perjumpaan dengan Kristus? Isi-syair dan melodi nyanyian liturgi harus benar-benar sesuai dengan citarasa iman umat dan bukan malah mengaburkan misteri iman dengan asosiasi yang lain. ( dari sinilah Gaya lagu populer, yang banyak umat tahu, disukai umat, namun belum tentu tepat secara liturgis, karena terkadang melodi lagu itu mengasosiasikan pada melodi lagu profan (duniawi-pop) tertentu, bahkan membawa imajinasi umat kepada sesuatu yang tidak berhubungan dengan iman kepada Kristus.)

D. Nyanyian liturgi harus sesuai dengan masa dan tema liturgi. Kesesuaian isi dan melodi lagu liturgi dengan masa dan tema liturgi akan membantu umat dalam memperdalam dan memperjelas misteri iman yang sedang dirayakan. (Masa Adven, Natal, Prapaskah, Paskah, Biasa)

E. Nyanyian liturgi harus sesuai dengan hakikat masing-masing bagian. Sebuah nyanyian tertentu mungkin hanya cocok untuk nyanyian pembuka dan bukan sebagai nyanyian persiapan persembahan, demikian seterusnya. Namun demikian, ada juga nyanyian yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk beberapa bagian perayaan liturgi.

F. Nyanyian liturgi perlu memperhatikan pertimbangan pastoral dan praktis. Dalam situasi khusus, perayaan ekaristi kadang mempertimbangkan waktu, sehingga tidak semua lagu dinyanyikan. (praktis). Pertimbangan pastoral terutama berkaitan dengan pilihan nyanyian yang paling sesuai dengan pelayanan iman seluruh umat beriman.( sungguh dapat membantu umat untuk dapat berdoa dengan baik).

LANGKAH KONKRET PEMILIHAN NYANYIAN LITURGIPedoman pokok dalam memilih nyanyian liturgi:
Nyanyian-nyanyian dalam suatu ibadat
dipilih berdasarkan kesesuaian kata-kata nyanyian itu
dengan bacaan-bacaan dalam ibadat itu. (Martasudjita;53)

 Langkah pertama : Membaca bacaan Injil, bacaan pertama dan mazmur tanggapan secara berulang dan merenungkan intinya.

 Langkah kedua : Memilih nyanyian pembuka, persiapan persembahan, madah syukur, dan nyanyian penutup yang sesuai dengan bacaan Injil, bacaan I, dan mazmur tanggapan. (ctt: nyanyian persiapan persembahan bisa diambil dari kelompok nyanyian yang bertema persembahan ; nyanyian pengiring komuni dapat dipilih dari nyanyian yang bertemakan perjamuan atau soal tubuh dan darah Kristus.

 Langkah ketiga : Kalau tidak ada nyanyian yang sesuai dengan bacaan Injil, bacaan I, dan mazmur tanggapan, maka pilihlah nyanyian yang sesuai dengan is bacaan kedua.

 Langkah keempat : Dalam masa-masa khusus, nyanyian boleh diambil dari nyanyian umum atau biasa, asal syairnya sesuai dengan bacaan yang digunakan. Beberapa lagu di masa biasa, kadang bisa digunakan di masa adven atau prapaskah asalkan tema sesuai dengan masa tersebut.

 Langkah kelima : Mengusahakan nyanyian-nyanyian dalam satu ibadat bertangga nada sama atau sejenis. (mayor, atau minor, pelog, slendro, Gregorian. pentatonis dll), apabila sudah tidak ada barulah mencari lagu yang berbeda tangga nadanya.

 Langkah keenam : Dalam pemilihan nyanyian untuk perayaan Ekaristi, sebaiknya diperhatikan juga antifon-antifon yang ada. (Antifon pembuka dan komuni).

 Langkah ketujuh : Membuat catatan daftar pemilihan nyanyian, dan kemudian dikomunikasikan dengan Romo yang akan memimpin Ekaristi (beberapa hari sebelumnya atau beberapa waktu sebelum misa dimulai). Apabila Romo kurang berkenan, setidaknya bisa segera diganti dengan lagu yang sesuai. (Sebisa mungkin tetap ada koordinasi dengan Romo yang akan memimpin perayaan Ekaristi, kalau perlu juga ada kesepakatan lagu pilihan anamnese, perlu tidaknya diberi tone nada awal melalui organ atau tidak , dsb)



 Martasudjito & Kristanto. Panduan Memilih Nyanyian Liturgi. Yogya. Kanisius. 2007.
 Komisi Liturgi KWI. Sacramentum Caritatis. Jakarta. 2007.

Penting untuk Para Pelatih / Dirigen Koor

Hal-hal Penting untuk diperhatikan
Para Dirigen dan Kelompok Paduan Suara


 PUMR 53 Melarang teks Kemuliaan tradisional diganti dengan teks apa pun. Hal ini merupakan upaya gereja untuk mempertahankan kekayaan musik dari masa ke masa., melestarikan tradisi Romawi. Teks tradisional ini, sudah ada sejak abad II. (lihat. Lagu Kemuliaan pada Misa Raya, Misa Lauda Sion, Misa Kita II, Misa Kita IV, Misa Menado, Misa Sunda, Misa Te Deum, Misa De Angelis, dan beberapa yang lain. Sehingga Ordinarium untuk Misa Senja, Misa Syukur, Misa Dolo-Dolo pada bagian Kemuliaan-nya tidak diperkenankan dinyanyikan menggantikan ritus Kemuliaan. Lagu Kami Memuji, Pujilah Tuhan tetap boleh dinyanyikan misalnya untuk Pesta Tritunggal Maha Kudus. (lht Bk. Lakukanlah Ini, hal.38)

 Doa Bapa Kami atau lagu Bapa Kami, diharapkan mengambil teks doa yang resmi (seperti TPE 2005), tanpa diakhiri kata AMIN. Kalau dinyanyikan, irama yang cocok adalah yang bernada meditatif, seolah mengajak untuk merenungkan setiap kata dan kalimat dari doa itu. (lht. Bk. Lakukanlah Ini, hal. 108-110). Contoh kesalahan ini ada pada lagu Bapa Kami Piliphina. Sebenarnya ungkapan Amin merupakan tanggapan atas doa atau pernyataan yang dibawakan oleh pemimpin ibadat. Maka jika doa itu dinyatakan secara bersama-sama, ungkapan Amin tidak diperlakukan dengan semestinya.

 Aklamasi, Prefasi dll, (nyanyian yang merupakan dialog dengan Imam) jawaban umat hendaknya tetap dikomando oleh dirigen dengan penuh semangat, agak cepat sedikit dari biasanya yang rata-rata di gereja agak melambat. Organis juga hendaknya mengiringi di bagian jawabannya saja. Apalagi jawaban umat untuk kata Amin, hendaknya dirigen dan koor memelopori jawaban tersebut dengan penuh semangat, sehingga mendorong umat untuk menjawab dengan tegas, tanpa kesan saling menunggu. (lihat TPE. Hal 12, 20, dst)
_
5 5 6 atau 1 1
A-min A - min

 Actuosa Participatio ; (partisipasi aktif umat), hendaknya paduan suara ikut mendorong partisipasi secara aktif umat baik dalam bernyanyi dan berdoa. Pilihan lagu untuk ibadat juga akan sangat mempengaruhi keaktivan umat. Harus dihindari kesan umat hanya jadi penonton dalam perayaan ekaristi kudus. Memang tidak setiap lagu baik propium atau ordinarium, umat harus terlibat bernyanyi semua. Namun dengan adanya partisipasi umat dalam bernyanyi secara menyeluruh akan membuat suasana ibadat semakin lebih meriah, dan mengesankan. Bahkan apabila diperlukan ada lagu-lagu yang umat perlu bernyanyi, dan umat belum begitu mengenal lagu tersebut, maka perlulah dilatihkan dahulu 10 menit sebelum perayaan ekaristi dimulai.


 Lagu ANAMNESE (lihat TPE hal. 52) dengan syair: Wafat Kristus kita maklumkan dst. Lagu anamnese ini tanpa AMIN, maka dirigen, koor, dan organis harus mempelopori agar umat tidak sampai menuju kata AMIN, dengan cara memperlambat kata / k i t a r i n d u k a n / (rit…., dengan agak melembut).

 Lagu ANAMNESE 5 (lihat TPE hal. 54) Tuhan, Engkau telah wafat dst. Dalam prakteknya justru kata sudah wafat. Hendaknya dirigen dan koor mulai juga melatihkan kata telah wafat. (meski artinya sebenarnya sama, tapi kata Telah, lebih berkesan menghaluskan daripada kata sudah, coba bandingkan dan bacakan dalam hati : Sudah meninggal dengan tenang …., dan Telah meninggal dengan tenang….)

 Lagu Komuni, paduan suara hendaknya menyanyikan lagu yang bertema ungkapan sukacita persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus, atau instrumentalia dimainkan oleh organis yang bisa menciptakan suasana DOA bagi umat secara pribadi, sehingga suasana yang tercipta adalah tenang, damai dan tetap khidmat. Hindari lagu yang terkesan ramai yang bisa memancing umat untuk tepuk tangan secara spontan. Kalau perlu setelah Komuni, ada waktu yang cukup untuk mengajak umat menyanyikan madah syukur yang tematis

 Nyanyian Maria sebaiknya tidak digunakan dalam perayaan Ekaristi, karena tema nyanyian harus sesuai dengan tema yang sesuai dengan bacaan-bacaan hari itu. Mis. Lagu Maria tidak bisa menggantikan lagu Persembahan. Nyanyian Devosional (Maria) dapat dinyanyikan pada misa khusus dan pada bagian-bagian tertentu

 Pilihan Nada Dasar untuk nyanyian bersama umat, hendaknya diselaraskan dengan kemampuan umat. Bukan diselarakan pada kehebatan paduan suara yang bisa mencapai nada-nada yang cukup tinggi, sehingga umat yang pada mulanya ingin ikut bernyanyi malah malas berpartisipasi karena terlalu tinggi. Perlu diingat suara umat kebanyakan dengan NADA Dasar 1= C , nada terendah adalah 6 (LA - bawah) dan nada tertinggi 2 ( RE tinggi ). Dalam contoh lagu ; mis PS 542 dengan nada dasar 1 = D, lagu PS 347 1 = D; lagu PS 330 dengan nada dasar 1= F, atau G).



 Perlunya Persiapan Sebelum Pelayanan Paduan Suara dalam Misa. Akhir-akhir ini sudah mulai banyak, anggota paduan suara yang sudah berkumpul di aula atau balai paroki, atau suatu ruang untuk latihan pemanasan satu jam sebelum perayaan. Bagi koor yang belum terbiasa , hal ini kesannya membuang waktu, atau bahkan terkesan aneh-aneh saja. Namun bila dilakukan persiapan yang baik, untuk pemanasan, latihan vokal, latihan dengan organis, pemazmur, latihan beberapa lagu yang dianggap agak sulit, akan membuat paduan suara / koor lebih siap untuk melayani. Dan bahkan 15 menit sebelum perayaan misa, PS / koor sudah berada di dalam gereja untuk berdoa, atau melatih lagu baru / mazmur bersama umat, termasuk koordinasi dengan romo yangakan memimpin misa tentang lagu-lagu yang akan dibawakan. Kalau tidak mampu secara kompak satu jam sebelumnya, mungkin bisa dicoba 30 atau 45 menit sebelum misa sudah kumpul. Sehingga pelan-pelan kita menghindari kebiasaan buruk : anggota koor / PS datang 2 - 5 menit sebelum misa, atau bahkan tepat lonceng gereja dibunyikan, malahan masih ada yang baru masuk. Semoga ini tidak terjadi lagi. Dengan persiapan yang cukup, kita akan merasa lebih siap untuk melayani Tuhan, siap melayani umat dan pastor, siap mengikuti pestanya Tuhan Kita. SEMOGA.

 Bagi PS / Koor yang sudah melakukan hal-hal di atas : Teruskan dan Tingkatkan !!!!! ; dan bagi yang belum Selamat Mencoba, Niscaya Liturgi Gereja Kita akan lebih Hidup, bersemangat, Khidmat dan Agung.

 SELAMAT MELAYANI . TUHAN MEMBERKATI KITA.





-------------------$$$$$$$$$-------------------
Yulius Kristanto, S.S.
(Koordinator Bidang Musik Liturgi
Komisi Liturgi Keuskupan Surabaya)
031- 5949036 ; 031 – 60238107 ; 081-653 1917
( email : yuliuskristantomulit@yahoo.co.id )

Disarikan dari buku berikut (dianjurkan untuk dimiliki para pelayan musik liturgi)
 Komisi Liturgi KWI. Sacramentum Caritatis. Jakarta. 2007.
 Martasudjito & Kristanto. Panduan Memilih Nyanyian Liturgi. Yogya. Kanisius. 2007.
 Suryanugraha, CH.Lakukanlah Ini. Bandung. Sang Kristus. 2007.

Selasa, 02 Desember 2008

Belajar lagi pada Andrie Wongso (2)

PEMANCING CILIK


Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.

Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.

"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.

"Lo, paman perhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang paman tawarkan kepadamu, kenapa engkau tolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.

"Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya, paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"

Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba.

Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar anakku, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."

Pembaca yang budiman,

Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kesuksesan kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit, semua sederhana saja, Sepanjang kita tahu apa yang kita mau, dan kemudian mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka kita akan bisa mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apalagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.

Dengan mampu mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi ahli di bidang yang kita kuasai. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.

Salam sukses, luar biasa!!!
Andrie Wongso

Belajar Melayani Pada Paduan Suara Caecilia (usia 58 tahun)

Memuji Tuhan Selamanya !!!

Penghargaan Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya
untuk Paduan Suara Caecilia (tertua dalam Pelayanan) 58 tahun
& dirigen tertua Ibu Agus Yani (80 tahun)


Mungkin ini baru yang pertama di Keuskupan Surabaya, Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya memberikan penghargaan kepada Paduan Suara Caecilia tertua dalam Pelayanan di Paroki ini sejak tahun 1950 (sudah 58 tahun), dan penghargaan kepada seorang dirigen / pelatih Koor tertua yaitu Ibu C. Agus Yani yang berusia 80 tahun. Romo Y. Eko Budi Susilo dalam kotbah dan sambutannya berulang kali menyampaikan kekagumannya kepada Paduan Suara Caecilia yang terdiri dari ibu-ibu yang sebagian besar usianya di atas 50-an tahun. Berkat kesetiaan dalam pelayanan , ketelatenan para pengurus, dirigen, dan tentunya berkat rahmat Tuhan yang luar biasa mereka dapat bertahan sampai saat ini. Suaranya pun tidak kalah dengan yang muda-muda. Masih Cliiing, dan melengking bak suara-suara malaikat di surga.

Penghargaan tersebut diberikan oleh Romo Eko Budi Susilo Kepala Paroki HKY dalam rangka Pesta nama St. Caecilia (Sesilia) pelindung Paduan Suara dan pelayan musik gerejawi. Dalam pesta nama ini dihadiri oleh 600-an umat yang terdiri para dirigen, organis, anggota koor, pemazmur, lektor, assiten imam, dewan paroki dan para undangan lainnya. Dengan diawali misa kudus pukul; 18.00 dan dipimpin langsung romo kepala Paroki. Misa berlangsung meriah dan mengesankan karena 95 % umat di dalam gereja adalah orang-orang koor, sehingga setiap nyanyian betul-betul diikuti oleh umat yang hadir. Penulis sebagai dirigen umat dengan organis Amelinda sungguh terkesan dengan partisipasi umat yang begitu mempesona. Tak terbayangkan bila hal ini selalu terjadi setiap sabtu dan minggu di semua gereja Katolik. Umat secara aktif ikut bernyanyi, secara meriah memuji Tuhan. (Hanya kapan ya ?)

Setelah perayaan Misa dan pemberian penghargaan, dilanjutkan dengan ramah-tamah dan makan malam bersama di samping gereja dengan dihibur penyanyi-penyanyi gereja, Esti, Yolita, Ino, dengan iringan keybordis bapak Ongky yang sangat berpengalaman. Bahkan Bapak dan Ibu Agus Yani pun tak ketinggalan menyanyikan lagu semi klasik O Solemio (matahariku) yang merupakan lagu kenangan mereka berdua ketika masih pacaran tahun 50-an.


Paduan Suara Caecilia yang awalnya di dirigeni oleh Ibu Probo (kakak Ibu agus Yani) dan berlatih di Jalan Kahuripan ini, kemudian dilanjutkan oleh Ibu Agus Yani tahun 1976 sampai sekarang. Sebagai paduan suara yang terdiri dari kaum hawa saja , kelompok ini pantas diberi acungan jempol dalam pelayanannya di Paroki HKY. Meski sudah tergolong sepuh-sepuh, namun Ps ini sungguh bisa menjadi contoh bagi koor-koor yang ada. Selain rajin dalam berlatih dan pelayanan misa di gereja yang sebulan sekali dan mengisi pemberkatan pernikahan , PS yang diperkuat lebih kurang 25-30 ibu-ibu ini juga berkali-kali menjadi paduan suara pengisi kekosongan apabila ada kelompok koor yang tiba-tiba berhalangan tanpa sebab yang jelas. Seperti yang disampaikan Bu Parto (sie Paduan Suara) HKY ,”Keberadaan Koor Caecilia ini sungguh perlu menjadi contoh bagi yang lain, saya sangat berterima kasih kepada Koor ini karena sering menjadi jujugan sebagai koor pengganti, bila tiba-tiba misa minggu tidak ada koornya. Bahkan pernah sabtu siang diberitahu, minggu pagi langsung menyanyi di gereja misa pukul 07.15 atau 09.15. Hal ini bukan hanya sekali , dua kali saja, tetapi berulang kali dan bertahun-tahun terjadi.“

Sukses selalu untuk Paduan Suara Caecilia, dan Ibu Agus Yani, Maju terus dalam pelayanan Tuhan memberkati. Semoga langkah yang ditempuh Paroki Hati Kudus Yesus – Katedral Surabaya ini memberi inspirasi untuk paroki-paroki yang lain untuk memberikan apresiasi kepada pelayan-pelayan musik gereja yang tentunya bisa menjadi contoh bagi yang lain. Dan semoga keberadaan Paduan Suara Caecilia dan pelayanan Ibu Agus Yani, akan memacu semangat para pelayan musik gereja untuk senantiasa setia , bertekun, dan sabar dalam pelayanan. Ternyata kualitas bernyanyi saja belum cukup untuk mengukur paduan suara bisa dikatakan luar biasa. Namun proses waktu akan juga menentukan paduan suara kita. Masih setia atau tidak. Semoga masih…, melayani dan memuji Tuhan Selamanya. Amin. (Yulius Kristanto, S.S.
-Bidang Musik Liturgi HKY & Komlit KS).